Berbisnis di media sosial merupakan peluang yang menjanjikan di era digital. Melalui media sosial, kita bisa memulai bisnis tanpa menyita waktu dan menguras modal. Apalagi dengan marak nya tren belanja online, tentu membuat pelaku bisnis mengambil kesempatan sesegera mungkin.
Walaupun berbisnis di media sosial memiliki peluang kesuksesan yang tinggi, akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut tentunya memiliki tantangan yang cukup besar dan terjal. Banyak di antara kita yang merasa “gagal” untuk berbisnis di media sosial. Alasan yang paling mendasar adalah karena minimnya pengetahuan akan media sosial dan strategi pemasaran yang kurang optimal.
Menyikapi masalah di atas, pada dasarnya kita harus mengetahui terlebih dahulu spesifikasi pasar di media sosial. Hal demikian sangat lah penting, karena kita harus mampu menyesuaikan bisnis kita dengan kebutuhan pasar yang ada. Tanpa pertimbangan tersebut, kita akan kesulitan menemukan pasar yang sesuai dengan bisnis kita. Apalagi dengan jumlah pengguna media sosial yang cukup tinggi, jelas membuat kita perlu berupaya ekstra untuk mencari konsumen yang tepat.
Untuk itu, sebagai solusinya kita harus menentukan kriteria calon konsumen yang tepat. Fungsinya agar pada saat kita menjalankan strategi pemasaran di media sosial, peluang konversi penjualan yang didapatkan pun akan tinggi.
Mencari Target Pasar di Media Sosial
Untuk memudahkan pencarian target pasar di media sosial, kita membutuhkan data yang akurat untuk mendukung keputusan yang akan kita ambil. Dalam hal ini, kita bisa memanfaatkan analisis demografi untuk menemukan calon konsumen yang sesuai dengan produk kita. Melalui analisis tersebut, kita akan dengan mudah mencari tahu cakupan target pasar yang akan kita bidik.
Menganalisis Demografi di Media Sosial
Untuk menganalisis demografi di media sosial, terdapat beberapa metode yang biasa digunakan untuk menunjang proses analisis. Melalui metode tersebut, kita bisa menganalisis secara bertahap segala bentuk informasi yang melekat pada pengguna, seperti informasi mengenai ketertarikan, aktivitas dan informasi pribadi lainnya. Untuk menemukan informasi tersebut, kita bisa menggunakan metode dibawah ini untuk memudahkan analisis demografi di media sosial.
Interest adalah bentuk ketertarikan pengguna terhadap kegiatan yang disukai atau sering dilakukan. Dalam hal ini, metode tersebut bisa digunakan untuk menemukan populasi ketertarikan pengguna terhadap sesuatu, baik itu hobi, pekerjaan, maupun aktivitas lainnya. Melalui metode tersebut, kita bisa menyaring pengguna sesuai dengan bidang produk yang akan di tawarkan.
Similarity merupakan sebuah metode pencarian demografi konsumen berdasarkan informasi profil pengguna di media sosial. Teknik pencarian yang dilakukan adalah dengan mengetahui profil pengguna untuk dijadikan target konsumen. Biasanya, informasi profil di media sosial sering di tampilkan dalam bentuk halaman profil. Informasi yang bisa dilihat meliputi jenis kelamin, lokasi pengguna dan bio. Dengan mengetahui profil pengguna, maka kita bisa mengklasifikasikan calon konsumen sesuai dengan produk yang dimiliki. Misalkan, kita memiliki produk kemeja kantor. Tentunya, produk kita akan digunakan oleh pegawai swasta, pengusaha maupun mahasiswa.
Behaviour merupakan metode untuk menemukan pengguna berdasarkan perilaku atau aktivitas yang dilakukan. Hal tersebut sangat penting dilakukan, karena tindakan pengguna akan menunjukkan kecenderungan terhadap sesuatu. Dalam hal ini, kita bisa menemukan pengguna berdasarkan intensitas waktu, respon menanggapi sesuatu, dan percakapan yang dilakukan.Setelah kita mengetahui fungsi dari metode di atas, selanjutnya kita akan menggunakan metode tersebut untuk mencari target konsumen. Namun, untuk menggunakan metode tersebut, kita membutuhkan bantuan metrik. Karena, hanya melalui metrik lah kita bisa menganalisis lebih mendalam terkait data yang dimiliki. Apalagi dengan banyaknya data yang didapat, tentu akan terasa rumit jika kita harus menganalisis satu persatu. Selain itu, keakuratan analisis juga akan dipertaruhkan jika kita melakukan nya secara manual.
Untuk itu, kami menggunakan NoLimit Dashboard untuk membantu kita menganalisis demografi di media sosial. Ada beberapa metrik yang akan kami gunakan untuk menunjang 3 metode di atas, yaitu:
Interest
Seperti yang sudah disampaikan bahwa metode interest mampu memberikan informasi terkait ketertarikan pengguna terhadap suatu topik maupun bidang yang digeluti. Dalam hal ini, kami memiliki 2 metrik yang berfungsi untuk menemukan ketertarikan pengguna, yaitu Audience by Interest dan Engaged User by Interest.
Dua metrik tersebut memiliki cara kerja yang berbeda. Metrik Audience by Interest akan menganalisis ketertarikan berdasarkan follower yang kita miliki, sedangkan Engaged User by Interest akan menganalisis pengguna berdasarkan interaksi yang dilakukan. Hasilnya, metrik tersebut akan menampilkan data statistik interest yang dimiliki, seperti contoh di bawah ini:
Contoh metrik Engaged User by Interest
Dari dua metrik tersebut kita bisa melihat bidang atau topik yang disukai oleh pengguna. Dari sini kita bisa menyaring pengguna berdasarkan produk yang dimiliki. Misalkan, produk yang kita miliki adalah berupa produk teknologi, tentunya kita harus mencari tahu konsumen yang memiliki ketertarikan di bidang yang serupa.
Hal serupa juga berlaku untuk audience yang dimiliki. Jika audience yang kita miliki tidak memiliki ketertarikan yang sama terhadap produk kita, maka peluang konversi penjualan dari Audience pun akan rendah. Untuk itu, melalui metrik Audience by Interest, kita bisa memantau strategi pemasaran agar sesuai dengan minat yang dimiliki oleh pengguna.
Similarity
Pada metode similarity, kita bisa menggunakan metode tersebut untuk melihat informasi pribadi yang dimiliki oleh pengguna. Dalam hal ini, kami memiliki tiga metrik yang berfungsi untuk melihat informasi pengguna, yaitu Audience by Gender, Engaged User by Location, dan Engaged User by Gender. Fungsi dari metrik di atas adalah untuk memberikan gambaran yang mendalam terkait informasi lokasi pengguna, jenis kelamin dan bio yang dimiliki oleh pengguna. Sebagai contohnya, kita bisa melihat hasil analisis yang dilakukan oleh metrik di atas, seperti dibawah ini:
Melalui metrik di atas, kita bisa melihat lokasi pengguna. Dari sini kita bisa menentukan kota apa saja yang menjadi target pemasaran kita. Semakin dekat jarak kita dengan pengguna, maka semakin besar peluang penjualan yang terjadi. Karena, di sebagian benak orang, masalah ongkos kirim produk sering menjadi hambatan pengguna untuk membeli suatu produk. Apalagi bila produk yang kita tawarkan memiliki nilai jual yang tidak terlalu tinggi dan banyak di pasaran, tentu konsumen pun akan mencari produk berdasarkan jarak yang paling dekat.
Selain mengetahui informasi lokasi pengguna, kita pun dapat melihat jenis kelamin dari pengguna yang kita miliki. Dalam hal ini, metrik Audience by Gender dan Engaged User by Gender menampilkan informasi spesifik terkait jenis kelamin. Dari data tersebut, kita bisa memastikan korelasi pengguna terhadap produk yang kita tawarkan. Misalkan, kita memiliki produk kecantikan, tentunya kita akan membidik wanita sebagai target konsumen.
Behaviour
Dalam metode kali ini, behaviour bisa dijadikan tolak ukur untuk menemukan target pasar berdasarkan kebiasaan atau perilaku pengguna. Umumnya, pengguna memiliki pola tersendiri dalam menggunakan media sosial, khususnya intensitas waktu pengguna. Apalagi, di zaman yang serba digital, frekuensi pengguna untuk menggunakan internet dan media sosial sangat lah tinggi.
Untuk itu, kita perlu menganalisis kembali pengguna yang telah kita bidik sebelumnya. Dalam hal ini, kita bisa menggunakan metrik Peak Time. Fungsinya untuk mengetahui seberapa sering pengguna menggunakan media sosial berdasarkan keyword atau hashtag yang kita bidik.
Melalui metrik tersebut, kita bisa melihat perkembangan intensitas pengguna dari waktu ke waktu. Untuk membaca data tersebut sangat lah mudah. Semakin biru warnanya, maka semakin tinggi pula intensitas pengguna. Selain itu, kita juga bisa menganalisis hal tersebut sesuai dengan target waktu yang kita tentukan, misalkan 1 bulan ke depan ataupun perminggunya.
Pada saat kita bisa membaca pola intensitas pengguna, maka kita bisa merencanakan strategi distribusi konten pemasaran yang sesuai dengan momentum waktu yang telah ditentukan. Hasilnya, jangkauan konten tersebut pun akan lebih tinggi dari sebelumnya.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa terdapat 3 elemen yang menjadi tolak ukur analisis terkait target pasar di media sosial, yaitu minat pengguna, kriteria pengguna, dan aktivitas pengguna. Ketika kita menggunakan metode di atas, maka kita akan mudah menyaring calon konsumen sesuai dengan bisnis yang kita geluti. Selain itu, kita juga akan mampu mengukur secara berkala perkembangan terhadap pencapaian strategi yang kita lakukan.
Layaknya seperti seseorang memancing di kolam ikan. Jenis pakan yang tepat akan mempengaruhi ikan yang didapat. Hal tersebut berlaku demikian, jenis konten yang tepat akan mempengaruhi kualitas konsumen yang diraih. Namun, sebelum memancing ikan, kita harus meracik jenis pakan yang tepat agar mampu menarik ikan yang sesuai.