Di era serba digital ini, menerapkan strategi bisnis yang mengutamakan konsumen adalah pilihan yang bijak. Sebab, kamu akan berfokus untuk mencari tahu apa yang disukai atau tidak disukai konsumen, atas produk, jasa, atau brand milikmu. Social media listening adalah salah satu cara efektif untuk mendapatkan hal ini.
Dengan memanfaatkan fakta bahwa ada 4,2 miliar pengguna medsos aktif di seluruh dunia saat ini, kamu bisa terjun ke kanal-kanal media sosial dan “mendengarkan” diskusi di dunia maya masa kini. Manfaatnya apa? Tentu saja mendapat feedback langsung, wawasan, bahkan ide dari masyarakat, sehingga kamu bisa membuat strategi bisnis kedepannya.
Pengertian social media listening
Meski perannya cukup penting dalam siklus digital marketing saat ini, masih ada banyak orang yang kurang familiar dengan istilah ini. Pada dasarnya, social media listening atau social listening adalah proses mencari tahu apa yang dikatakan orang mengenai brand, produk, atau layanan yang kamu sediakan, di media sosial.
Namun bukan sekadar mendengarkan, karena tujuannya adalah mendapat feedback dan dari komentar atau keluhan orang pada merek milikmu. Jika dilakukan dengan benar, kamu bahkan bisa mendapatkan berbagai informasi lain dari “mendengarkan” perbincangan di media sosial. Misalnya tentang brand kompetitor atau tren yang hype saat ini.
Dari hasil social media listening research ini, kamu bisa mendapatkan banyak manfaat. Terutama data atau wawasan, yang bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan strategi bisnis selanjutnya. Misalnya perlukah ada perbaikan kualitas produk, layanan, atau bahkan sekadar menentukan jenis konten apa yang diinginkan masyarakat.
Penerapan social media listening
Sekilas memang terlihat mudah, namun riset ini ternyata lebih dari sekadar melihat apa yang orang katakan tentang brand milikmu di platform sosial mereka. Sebenarnya sebelum masuk ke social listening, ada proses social media monitoring terlebih dahulu.
Ilustrasi mudahnya adalah begini. Jika social media monitoring adalah mencari dan mengumpulkan informasi, maka social media listening adalah menganalisis hasilnya, sehingga kamu bisa menerapkan strategi marketing yang pas dari hasil tersebut. Secara umum, ini dia social media listening step by step yang bisa kamu lakukan.
1. Petakan apa yang ingin kamu “dengar”
Pertama, kamu harus tahu dulu apa ingin kamu ketahui dari social talk yang ada di medsos. Lakukan pelacakan kata kunci yang relevan untuk memantau semua mention atas nama brand-mu, produkmu, nama merek kompetitor, atau hastag yang terkait. Tipsnya, cantumkan nama produk, bahkan dengan kemungkinan kesalahan ejaan sekali pun.
Social media listening platforms yang kamu gunakan bisa apa saja, entah itu Facebook, Twitter, atau Instagram. Tapi prinsipnya, makin banyak makin baik. Kamu mungkin menemukan pertanyaan, komentar, review, atau diskusi mengenai brand-mu. Bahkan bisa jadi ada orang-orang mengeluh tentang produk kompetitor atau layanannya.
Di sini, kamu bisa “masuk” dalam diskusi tersebut dan meminta mereka menjelaskan kekurangan apa yang mereka temukan. Kamu bahkan bisa menunjukkan kepada mereka bahwa brand-mu ada untuk mereka, bahwa pendapat mereka penting untuk didengarkan, dan menjelaskan manfaat produk dari brand-mu.
2. Kumpulkan data, olah, dan bagikan
Dari informasi yang kamu “dengarkan”, kumpulkan semuanya, buatlah pengolahan dan analisis datanya, kemudian bagi ke tim terkait. Misalnya product manager (jika berhubungan dengan produk) atau customer service (jika terkait dengan layanan).
Diskusikan dengan mereka apa strategi yang harus dilakukan dari informasi yang telah diolah ini. Apakah akan ada perbaikan kualitas produk, peningkatan layanan, atau lainnya.
Ada banyak cara yang bisa lakukan untuk mengembangkan bisnis, dan social media listening adalah salah satu yang patut kamu pertimbangkan di era digital ini. Jangan putus asa ketika tidak banyak data atau informasi yang kamu dapatkan di awal, sebab proses ini memang harus dilakukan terus-menerus supaya marketing campaign-mu bisa efektif.