NoLimit Indonesia – Media sosial telah berganti peran di Asia Tenggara. Platform yang tadinya digunakan untuk bersosialisasi dan berbagi kini telah berubah menjadi pusat perbelanjaan digital berkecepatan tinggi yang disebut Social Commerce. Hiburan dan belanja kini menjadi satu kesatuan.
Data terbaru menunjukkan bahwa pasar e-commerce di Asia Tenggara akan sangat besar, laporan dari e-Conomy SEA diperkirakan bernilai lebih dari $180 miliar tahun ini. Hebatnya, pertumbuhan ini didorong oleh format penjualan Video dan Live Shopping. Kedua metode ini diperkirakan akan menyumbang seperempat (25%) dari seluruh nilai transaksi pada tahun 2025, sebuah peningkatan yang sangat cepat dalam waktu singkat.
Contents
The Adrenaline Rush: Alasan Psikologi di Balik Live Shopping
Live Shopping adalah kunci utama Social Commerce. Model ini berhasil karena menggunakan trik psikologi, yaitu memanfaatkan keinginan konsumen untuk merasa terhubung dan rasa cemas jika tidak segera membeli (Fear of Missing Out atau FOMO).
Kepercayaan adalah hal terpenting dalam belanja online, dan Live Shopping membantu membangunnya. Ketika produk e-commerce terasa biasa-biasa saja, interaksi langsung dengan host yang terlihat jujur, ditambah komentar positif yang langsung muncul dari pembeli lain, menjadi bukti yang jauh lebih meyakinkan daripada membaca banyak ulasan.
Oleh karena itu, brand besar kini lebih memilih bekerja sama dengan Influencer kecil (Micro dan Nano Influencer) yang dekat dengan penonton mereka, karena ini lebih berhasil daripada memasang iklan di billboard mahal.

Kecerdasan Buatan (AI): Dari Chatbot Menjadi Personal Shopper
Di balik ramainya siaran langsung Live Shopping, ada peran penting yang jarang disadari: Kecerdasan Buatan (AI). Dulu, AI hanya menjawab pertanyaan sederhana di chatbot. Sekarang, perannya jauh lebih besar. AI berfungsi sebagai asisten penjualan pribadi (personal shopper) untuk miliaran pengguna.
- Hiper-Personalisasi: Algoritma AI memetakan perilaku menonton video, interaksi media sosial, dan bahkan durasi scroll pengguna untuk memprediksi dengan akurasi tinggi produk apa yang paling mungkin dibeli. Rekomendasi yang muncul di feed kini terasa begitu personal, nyaris seperti telepati.
- Solusi Try-On Virtual: Fitur Augmented Reality (AR) yang ditenagai AI memungkinkan konsumen “mencoba” lipstik, sneakers, atau bahkan mengatur sofa virtual di ruang tamu mereka melalui kamera smartphone. Ini adalah upaya serius platform untuk mengatasi masalah klasik e-commerce: keraguan karena tidak bisa menyentuh produk.
Tidak lama lagi, kita akan melihat host yang sepenuhnya dibuat oleh AI memandu siaran langsung selama 24 jam penuh. Host AI ini akan menjawab pertanyaan produk dengan cerdas dan memastikan proses Social Commerce berjalan tanpa henti.
Strategi Kunci Brand untuk Sukses di Era Social Commerce
Jika merek sebuah brand ingin sukses di era Social Commerce, mereka harus segera berubah total. Mereka harus menerapkan strategi “Konten Dulu, Baru Jualan” (Content-First, Commerce Second). Ini berarti video pendek harus menarik perhatian penonton hanya dalam tiga detik pertama, menghibur mereka, dan setelah itu baru menawarkan produk untuk dijual.
Selain itu, brand dituntut untuk meninggalkan mentalitas e-commerce lama yang mengandalkan iklan banner statis, dan berinvestasi pada:
- Integrasi Penuh Product Tagging: Memastikan setiap aset konten, dari Reels hingga Stories, terhubung langsung dengan katalog produk agar konsumen bisa check-out tanpa jeda.
- Aliansi MCN: Bekerja sama dengan Multi-Channel Network (MCN) yang mengelola creator berkinerja tinggi. MCN ini adalah unit intelijen yang memahami seluk-beluk algoritma live streaming dan waktu prime time yang optimal (seringkali antara 19.00 – 21.00 WIB).
Social Commerce adalah persaingan digital yang terjadi saat ini. Ini adalah kombinasi dari kecepatan, ikatan emosional, dan kemampuan AI untuk memprediksi, yang semuanya menghasilkan jumlah transaksi yang luar biasa. Merek yang tidak mau berubah yang masih menganggap media sosial hanya untuk promosi merek akan kalah jauh dari mesin uang live-streaming ini.
Sebagai Informasi tambahan Social Commerce adalah sebuah model bisnis e-commerce (perdagangan elektronik) di mana penjualan produk dan layanan terjadi secara langsung di dalam platform media sosial, bukan hanya mengandalkan link ke toko online eksternal.
Jangan Sampai Tertinggal! Pahami peta persaingan dan dominasi pasar Social Commerce Indonesia 2025. Dapatkan E-book Sekarang!“


