Content atau konten dalam digital marketing merupakan salah satu bagian yang fundamental. Content memberikan arahan, informasi bahkan berisi bujukan kepada audiens untuk menyetujui bahkan membeli produk.
Itulah mengapa content punya peranan penting dalam proses digital marketing. Tanpa content, audiens tidak akan memahami apa pesan yang hendak disampaikan. Content dapat berupa tulisan, gambar, infografis, pesan suara, hingga video.
Hal itulah yang membuat seorang digital marketer perlu menganalisa content. Content analysis adalah proses untuk mengidentifikasi efektivitas content tersebut yang diukur dari beberapa metriks, seperti berapa kali content tersebut ditampilkan, berapa orang yang melihat content tersebut hingga funnel atau alur yang paling dasar, apakah content tersebut mampu menghasilkan penjualan atau purchasing.
Lebih dalam lagi, bagi para pranata humas, content analysis bisa dianalisa apakah content yang dipublikasikan mendapatkan reaksi positif atau negatif dari audiens. Sehingga jika ada reaksi akibat content tersebut, brand atau pranata humas dapat melakukan tindakan antisipatif maupun represif.
Indikator yang perlu diperhatikan dalam content analysis
Anda mungkin merasa bingung jika pertama kali berkenalan dengan content analysis. Beberapa hal mendasar yang bisa Anda analisa harus dihubungkan dengan output yang diharapkan. Apakah content yang dipublikasikan bertujuan untuk mendapatkan impresi sehingga brand Anda bisa lebih banyak dikenal oleh orang atau justru content tersebut dibuat memang untuk meningkatkan penjualan. Sehingga dari tujuan tersebut Anda bisa menganalisa berdasarkan beberapa poin sebagai berikut ini.
Traffic
Views atau impression tetap menjadi salah satu faktor yang menunjukkan kesuksesan content dalam dunia digital. Ukuran tersebut tidak termasuk pada sentimen yang dihasilkan. Karena bisa saja content menjadi viral tetapi dampaknya justru sebaliknya, membuat nama brand menjadi buruk. Maka, berhati-hatilah dalam membuat content. Alih-alih mendapatkan traffic tinggi untuk meningkatkan reputasi, justru bisa sebaliknya menghancurkan nama brand hanya dalam semalam saja.
Engagement metrics
Interaksi dalam dunia digital dapat diukur dengan sangat mudah. Masing-masing platform memiliki standar sendiri. Seperti di dalam Instagram ada likes dan comment. Semakin banyak likes dan comment-nya, semakin tinggi engagement-nya.
Contoh lain seperti di YouTube. YouTube menyediakan tombol “like”, “dislike”, “subscribe” dan “comment”. Engagement suatu video atau kanal bisa dilihat dari jumlah like, dislike dan comment. Platform lain pun tidak jauh berbeda, karena masing-masing punya metriksnya sendiri dalam mengukur engagement audiens dengan content yang diproduksi.
Sales
Dalam sales funneling, penjualan, converting atau purchasing menjadi salah satu tujuan paling diharapkan. Itulah mengapa beberapa digital marketer dapat menganalisa content mana yang bisa menghasilkan penjualan dari berbagai content yang dipublikasikan.
Maka, muatan content yang ditujukan untuk sales biasanya berbeda dengan muatan content yang ditujukan untuk meningkatkan awareness akan suatu brand. Sehingga disinilah Anda perlu menganalisa jenis-jenis content mana yang efektif untuk awareness ataupun penjualan. Setiap brand pasti memiliki karakternya masing-masing sehingga tidak bisa ditiru dan disamakan dengan brand lainnya.
Nah, content analysis adalah pekerjaan yang juga memerlukan detail. Apalagi jika brand atau agensi harus memantau content dari berbagai platform. Solusi yang bisa Anda gunakan yaitu menggunakan NoLimit Dashboard. NoLimit akan membantu Anda memantau sekaligus menganalisa content di berbagai media sosial dengan basis pengambilan data dari akun-akun yang berbeda-beda. Laporannya bisa Anda lihat dari satu dashboard yang sama.
Analoginya seperti dompet digital yang dapat mengumpulkan berbagai jenis pembayaran dan tagihan dalam satu aplikasi saja. Sehingga prosesnya menjadi lebih mudah, simpel, singkat dan efisien karena bisa dilakukan kapan saja, di mana saja dan hasilnya bisa didapatkan secara real time.